Foto: twitter |
Ada keanehan dalam konten buku tersebut karena dalam waktu cepat Yudhistira dapat memuat informasi negara Israel dengan ibu kota al-Quds atau Jerusalem tak lama setelah pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump.
“Padahal, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini saja mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” ujar Suryani, Sekretaris Fraksi Keadilan Sejahtera-PPP DPRD Kepri, seperti yang kami kutip dari Republika (13/12/2017).
Dari data yang diperoleh, Suryani menduga, buku IPS untuk kelas XI SD yang diterbitkan Yudhistira itu sudah terencana. Artinya, buku itu dengan sengaja memuat Yerusalem ibu kota dari Israel, sedangkan ibu kota Palestina dikosongkan.
Menurut dia, buku tersebut dapat memprovokasi umat Islam. Buku itu juga dapat memancing kemarahan umat Islam. “Buku-buku itu seharusnya ditarik dari peredaran, tidak boleh menjadi buku mata ajaran,” ujarnya.
Suryani juga mempertanyakan alasan dan motivasi penerbit Yudhistira memuat ibu kota Israel adalah Yerusalem. Apalagi, sikap Pemerintah Indonesia cukup jelas, yakni menolak kebijakan Presiden AS yang menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. “Ketika Indonesia sedang berjuang agar AS tidak menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, lantas mengapa ada buku yang terkesal menyetujui Yerusalem sebagai ibu kota Israel?” katanya.
Suryani juga mengungkap kasus lain yang dilakukan PT Yudhistira beberapa waktu lalu terkait buku yang berisikan banci dapat menjadi imam saat shalat. Ajaran itu dinilai sesat dan membahayakan anak-anak beragama Islam.(republika/VT)
0 comments:
Post a Comment