Ustad Abdul Somad, angkat bicara tentang persekusi yang dilakukan sekelompok intoleran di Bali, saat rangkaian safari dakwah beliau, beberapa hari lalu.
Ida Cokorda Pemecutan XI (peci hitam) |
Di depan wartawan yang menemuinya, Ustad Abdul Somad mengatakan, dirinya menolak kemauan mereka (sekelompok intoleran- red) karna dirinya bukan pemberontak, bukan PKI bukan anti NKRI. Di pedalaman Riau, ustad Abdul Somad mengajarkan anak-anak pedalaman akan kecintaan mereka pada NKRI. Bagaimana mungkin ustad Abdul Somda disebut tidak cinta NKRI.
Karena itu, ustad Abdul Somad memutuskan untuk pulang. Tapi ustad Abdul Somad mendapat kabar, sudah ada lima ribu orang jama`ah di Masjid An-Nur menunggu Ustad Abdul Somad. Lima ribu jamaah sudah siap "tempur", sedangkan yang mengepung hotel tidak banyak, demikian disampaikan oleh panitia kepada ustad Abdul Somad.
Lalu datang Kapolres, Komandan Kodim dan Ketua NU Bali. Ketua NU Bali meyatakan tidak benar NU Bali menolak ustad Abdul Somad, justru memberikan pengawalan kepada ustad Abdul Somad.
Akhirnya ustad Abdul Somad bertahan, dan menyelesaikan tablig akbar tiga kali. Yaitu malam sabtu, subuh sabtu, dan malam ahad. Ustad menyebut, semuanya disambut antusias masyarakat Bali. Sampai ada pengurus masjid mengatakan, bahwa masjid didirikan tahun 1963, sampai hari ini, inilah masjid akbar terbesar sepanjang sejarah masjid itu. Ini menunjukkan penolakan itu bukan aspirasi masyarakat Bali.
Datangnya Raja Bali Ida Cokorda Pemecutan XI, menunjukkan sebagai bentuk dukungan toleransi masyarakat Bali terhadap tablig akbar ini.
Ustad Abdul Somad berharap, kedepan, tidak adalah penceramah diperlakuan seperti apa yang terjadi terhadap ustad Abdul Somad, dan berharap ada tindakan hukum, dan mengajak untuk merawat kebangsaan.(VT/twitter)
0 comments:
Post a Comment