Saturday, December 9, 2017

Siapa Bilang Ustad Abdul Somad Tak Cinta NKRI?

"Di Riau saya jalan 5 jam untuk sampai ke tepi sungai. Kami naik sampan 7 jam ke kampung pedalaman. Saya mengibarkan bendera Merah Putih bersama anak-anak desa tertinggal," Ustaz Somad menambahkan.

Masyarakat Denpasar berduyun-duyun memadati Masjud An-Nur sejak sore hari. Mereka datang untuk mendegarkan tausiah Ustaz Abdul Somad pada rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar pukul 20.00 WITA. Saking antusiasnya, mereka sampai membludak hingga ke jalan raya. Polisi menutup akses jalan menuju Masjid An-Nur.

Ustaz Abdul Somad sendiri tiba di lokasi sekira pukul 20.10 WITA. Ia berangkat dari Hotel Aston Denpasar yang tak begitu jauh dari Masjid An-Nur.


Begitu tiba, ribuan umat muslim langsung mengumandangkan takbir yang bersahut-sahutan. Salawat Nabi pun berkumandang. Pada kesempatan itu Ustaz Somad sempat menceritakan bahwa dia mendengar akan ditolak datang ke Bali.

"Saya sudah dengar ada yang mau demo. Begitu saya turun dari pesawat saya lihat gerombolan orang. Saya kira itu yang mau demo saya. Tidak tahunya bubaran kerja pegawai," kata Ustaz Somad berkelakar.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad memang tertahan di Hotel Aston Denpasar. Segelintir orang dari ormas yang tergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB) menolak kehadiran Ustaz Somad. Mereka menuding Somad dedengkot penyebaran Khilafah yang bertentangan degan NKRI.
Sejumlah syarat diajukan kepada Ustaz Somad jika ingin menyapa umat di Bali. Ustaz rendah hati ini memenuhi permitaan massa demonstran yang salah satunya adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan memekikkan NKRI harga mati.

Baca Juga:  Ketua Ansor Bali: Gus Yadi Pelaku Penolakan UAS Bukan NU!

Pada pembuka ceramahnya, Ustaz Somad mengaku perjalanan dakwahnya mulai dari Makassar, Pontianak, Bangka Belitung, di Bali inilah yang menurutnya paling luar biasa. Ustaz Somad mengaku tak habis pikir ia dituding anti-Kebhinekaan, tak cinta pada NKRI. Menurut dia itu semua disebarkan oleh provokator.

"Apa betul saya anti NKRI? Kata siapa! Sebelum berangkat ke Mesir tahun 1998, 100 anak-anak Indonesia yang diberangkatkan mesti lulus tes Pancasila dan P4. Saya termasuk satu dari 100 siswa yang lulus tes itu. Bukan cuma bahasa Arabnya, tapi Pancasila dan P4," kata Ustaz Somad di Masjid An-Nur Denpasar, Jumat 8 Desember 2017.

Sepulangnya dari Mesir, Ustaz Somad melamar sebagai dosen di sebuah universitas. "Salah satu tes dosen adalah mesti cinta kepada NKRI," tegas dia.

Tak sampai di situ, Ustaz Somad kemudian menceritakan pengalamannya masuk ke kampung-kampung di pedalaman di berbagai daerah. Selain untuk berdakwah, ia mengaku menanamkan rasa cinta Tanah Air kepada anak-anak di pedalaman.


"Saya masuk ke kampung-kampung di pedalaman tiap Februari dan Agustus dalam setahun bertepatan dengan libur semester," tuturnya.


"Di Riau saya jalan 5 jam untuk sampai ke tepi sungai. Kami naik sampan 7 jam ke kampung pedalaman. Saya mengibarkan bendera Merah Putih bersama anak-anak desa tertinggal," Ustaz Somad menambahkan.


Jika ada isu yang mengatakan jika ia bagian dari kelompok radikal, anti terhadap NKRI maka ia memastikan hal itu tak benar.

"Itu pasti disebarkan oleh orang yang tidak punya paket data internet. Nontonnya cuma video pendek. Kita doakan orang menyebarkan isu itu diberi hidayah. Yang paling penting diberi Allah rezeki yang lapang agar bisa beli paket 4 GB, biar bisa nonton video ceramah sampai selesai bahwa Islam itu datang sebagai rahmatan lil 'alamin," kata Ustaz Somad.(VT)

0 comments:

Post a Comment