Jawapos mencoba memainkan opini keberpihakannya lewat jajak pendapat di Twitter, namun apa daya, hasil tak sesuai yang diharap.
Pada jajak pendapat yang diposting pada akun resminya @jawapos tanggal 13 Desember 2017, Jawa Pos menuliskan kalimat pengantar beraroma propaganda seakan kinerja Anies dalam mengatasi banjir buruk dengan keluhan Masyarakat. Sementara Ahok dianggap sukses memusnahkan banjir di Jakarta.
"Masyarakat mengeluhkan kinerja Anies yang belum bisa mengatasi banjir. Menurut mereka, masa kepemimpinan mantan Gubernur Ahok telah sukses memusnahkan banjir di Jakarta.
Berita di link berikut: http://bit.ly/2BYBJBK
JP Reader, siapa yg lebih tanggap tangani banjir??#JPolling"
Masyarakat mengeluhkan kinerja Anies yang belum bisa mengatasi banjir. Menurut mereka, masa kepemimpinan mantan Gubernur Ahok telah sukses memusnahkan banjir di Jakarta.— Jawa Pos (@jawapos) December 13, 2017
Berita di link berikut: https://t.co/SeQIUf3vVV
JP Reader, siapa yg lebih tanggap tangani banjir??#JPolling
Dari 75,967 responden yang disebut JPReader, 78 persen menyebut, Anis lebih tanggap dalam penanganan banjir dibanding Ahok. Artinya hampir 60rb Voter mengatakan Anies lah yang lebih tanggap tangani banjir.
Netizen sontak bereaksi. Keberpihakan Jawapos dalam polling terasa begitu kental. Bahkan, Jerami.com menulis "Modal berita yang diberi Link oleh Jawa Pos bahkan mandul karena tidak ada dalam link tersebut Ahok berhasil memusnahkan banjir. Apalagi Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga yang disebut dalam berita tersebut justru mengungkapkan bahwa era Ahok memiliki intensitas hujan yang rendah dibanding akhir tahun ini, sehingga luapan air pun tak tertahankan."
@ronavioleta membalas pada kolom komentar, "Capturan yg ini, sy yg buat Makasih dimunculin lagi. Di hp saya hilang gegara hp error".
Rona menyuguhkan, tangkapan layar portal berita yang memuat pernyataan Ahok, sesumbar bisa menghalau banjir SMA 8 Bukit Duri. Rena menyandingkan antara fakta dan realita, melalui tangkapan layar dua portal berita arus utama.
Banjir memang ancaman rutin warga Jakarta. Bahkan Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, Jakarta rawan banjir sejak jaman VOC hingga sekarang. Ancaman banjir makin meningkat seiring landuse change di Jabodetabek. Lihat citra satelit 1972-2014, warna merah adalah kawasan terbangun, hijau pepohonan. "Siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta akan sulit menuntaskan banjir." tulis Sutopo.
Lain Sutopo lain pula Ibu Menteri Susi Pudjiastuti. Menteri Susi menyebut, Jakarta dilanda banjir bukan hal yang aneh, penyebabnya adalah sungai yang diluruskan dan adanya reklamasi.
Sampai berita ini diketik, jajak pendapat Jawapos diretwit lebih dari 1700 kali. (VT)
0 comments:
Post a Comment