YERUSALEM - Sebuah foto yang menunjukkan seorang remaja berusia 16 tahun ditangkap tentara Israel menjadi viral di internet akhir-akhir ini. Pasalnya remaja yang notabene masih di bawah umur itu ditangkap dan dikawal oleh 23 tentara sekaligus. Tentunya pemandangan ini mampu memancing keprihatinan mengingat remaja itu tak bersenjata.
Selain itu, remaja yang diketahui bernama Fawzi Muhammad Al-Juneidi tersebut ditangkap dan dengan sengaja ditutup matanya. Remaja yang berasal dari Kota Hebron, Tepi Barat, itu ditahan tentara Israel saat tengah mengikuti aksi unjuk rasa menentang pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait status Yerusalem.
Al-Juneidi adalah satu dari ribuan orang Palestina yang melakukan demonstrasi serentak yang berlangsung di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur. Sebagaimana diwartakan Middle East Monitor, Selasa (12/12/2017), foto penangkapan Al-Juneidi yang dengan cepat menyebar melalui media sosial dinilai sebagai simbol perjuangan Palestina melawan kependudukan Israel.
Sebagaimana diketahui, warga Palestina telah menggelar unjuk rasa selama 5 hari. Empat orang tewas dan 1.632 lainnya terluka akibat perlakukan kasar tentara Israel. Sayangnya hingga berita ini diturunkan Al-Juneidi masih belum dibebaskan.
Website Yeni Safak melaporkan, foto Al-Juneidi diambil oleh seorang jurnalis Palestina, Wisam Hashlamoun. Foto ini diberi judul Third Intifada atau intifada ketiga yang bisa diartikan menjadi "melepaskan diri." Arti judul itu mengacu pada usaha Palestina untuk melepaskan diri dari jajahan Israel dan mendapatkan kemerdekaan.
Para jurnalis yang berada di Palestina diketahui bekerja dalam kondisi sulit seiring meningkatnya bentrokan antara warga Palestina dan tentara Isrel. Ditahannya Al-Juneidi yang masih remaja dinilai merupakan bukti betapa Israel sangat takut dengan orang-orang Palestina.
"Sekira 50 tentara Israel dengan kejam menyerang kaum muda Palestina selama bentrokan berlangsung. Tidak masalah jika Anda seorang jurnalis mereka akan mengabaikan Anda. Tapi mereka menyerang semua orang (warga Palestina) dengan kejam. Sebelum aku mengambil gambar ini, anak itu jatuh tersungkur ke tanah dan melukai kepalanya sendiri. Para tentara lalu menariknya berdiri dan mengepungnya," jelas Hashlamoun.
Hashlamoun menambahkan, ia sama sekali tak menyangka jika hasil jepretannya itu akan menjadi simbol perjuangan Palestina.
"Tidak terpikir oleh saya bahwa foto ini akan menjadi simbol. Yang saya pikirkan hanyalah mengungkap kekerasan Israel terhadap orang-orang Palestina yang tidak pandang bulu baik itu anak-anak, wanita atau orangtua. Dengan pertolongan Tuhan, saya mengumpulkan foto ini agar semua orang tahu," tutup Hashlamoun.
(rav-news.okezone.com)
0 comments:
Post a Comment